
Pada masa pemerintahan Sugi Manuru (1479-1538 M), terjadi perubahan besar-besar dalam struktur masyarakat Muna. Mula yangt membagi keturunannya langsung (putra dan putrinya) berdasarkan jabatan dan keahlian masing-masing yang dikelompokkan ke dalam golongan Kaomu dan Golongan Walaka. Golongan Kaomu inilah yang berhak menjadi Raja sedangkan golongan Walaka tidak berhak menjadi Raja. Selain kedua golongan di atas, Sugi Manuru juga memiliki putra dari selirnya yang berasal dari tawanan putranya La Kila Ponto yang berasal dari banggai saat menumpas pasukan La Bolontio ke Banggai Sulawesi Tengah. Perkawinan dari selirnya ini terdirinya 7 (tujuh) orang yang disebut fitubhengkauno dan dinamakan golongan Anangkolaki. Golongan ini adalah golongan ketiga dalam masyarakat Muna saar itu.
Selain itu, ada golongan lain yang disebut Maradika. Golongan Maradika ini adalah bukan keturunan Bheteno ne Tombula dan bukan pula keturunan dari Mieno Wamelai (baca Raja-raja Muna Pra Islam). Kemungkinan mereka inilah keturunan dari fatolindono, atau golongan lain yang merupakan pelayanan, pengawal atau prajurit dari kerajaan. Jadi pasa masa pemerintahan Sugi Manuru masyarakat Muna dikelompokkan menjadi 4 (empat) golongan atau kasta, yakni:
- Golongan Kaomu (bangsawan)
- Golongan Walaka (golongan adat)
- Golongan Anangkolaki
- Golongan Maradika
Untuk golongan Maradika dalam masyarakat Muna masih terbagi lagi menjadi 3 (tiga) golongan yakni:
- Maradikano Ghoera, yakni golongan maradika yang berasal dari keturunan 4 (empat) kamokula yakni Kamukolano Tongkuno, Kamokulano Lindo, Kamokulano Bharangka dan Kamokulano Wapepi yang berdiam di dalam ghoera tersebut atau kampung-kampung yang dipimpin oleh Mieno (golongan Anangkolaki).
- Maradikano Papara, yakni pada dasarnya sama dengan golongan Maradikano Ghoera hanya saja mereka tidak berdiam di empat ghoera melainkan di wilayah yang dipimpin oleh Kino (dipimpin oleh golongan Kaomu) atau Ki (yang dipimpin oleh golongan Walaka).
- Maradika Poinokontu Lakonososau. Arti dari Pointokontu adalah bongkahan batu sedangkan lakonososau adalah sebelah kayu). Golongan ini berdiam selain di empat kampung yang dipimpin oleh 4 (empat) Kamokula maupun yang dipimpin oleh Kino atau Ki.
No comments:
Post a Comment